Jumat, 27 Februari 2009

MIE ACEH SEULAWAH DI KOMPAS SABTU 28 FEBRUARI 2009


KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Untuk mempertahankan cita rasa, pemilik Rumah Makan Seulawah di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, ini membuat sendiri mi yang akan dimasaknya


.........
Di luar modifikasi mi secara modern, masyarakat di luar Jakarta dari puluhan tahun lalu sudah mengenal mi yang dimasak sesuai selera warga setempat. Mi aceh yang kini banyak bertebaran di Jakarta memang benar-benar berasal dari Aceh.

Kedai-kedai kopi di Aceh, kata Ratna Dwikora, pemilik Rumah Makan Seulawah yang menyediakan aneka menu makanan khas Aceh, selalu menyediakan mi aceh.

Kebiasaan menyantap mi aceh yang memiliki cita rasa kari kemudian ia bawa ke Jakarta. Tahun 1995, Ratna membuka rumah makan mi aceh dan bertahan sampai sekarang.

Rumah makan miliknya di Jalan Bendungan Hilir Raya, Jakarta Pusat, di seberang Rumah Sakit TNI AL Mintoharjo, tak pernah sepi dari tamu yang ingin menyantap mi yang kaya bumbu itu. Di dalam masakan jenis ini ada kepulaga, bumbu kari, cengkeh, sampai ketumbar.

Rasa minya lekat benar dengan kari, masakan asal India. Mi yang dimasak dengan sayuran, daging, ayam, atau makanan laut terasa agak pedas di lidah tetapi asyik.

Uniknya lagi, Ratna masih mendatangkan semua bumbu dari Aceh. ”Semua itu untuk menjaga cita rasa masakan agar tak berubah” tuturnya, Jumat (27/2).

Ia mengakui, pembuatan mi aceh tersebut cukup ribet, repot, karena harus melalui beberapa tahapan, tetapi cita rasa masakan tetap harus terjaga.

Kini, mi aceh, baik sajian Rumah Makan Suelawah maupun rumah lainnya, mulai banyak dikenal warga Jakarta dan sekitarnya. ”Sekarang banyak yang membuka kedai mi aceh. Pokoknya sejak ada tsunami, orang dari luar Aceh makin kenal Aceh dan mencari masakan khas kami,” ungkap Ratna.


Lebih detail, baca :